BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan jaman,
ruang publik telah meluas melampaui ranah fisik dan geografis yang dapat
dinikmati secara langsung. Informasi dan teknologi komunikasi telah berkembang
pesat di kota-kota besar di Indonesia dalam dua dekade terakhir. Saat ini,
dengan kecanggihan teknologi, ruang publik juga hidup di dunia maya. Hal ini
membuat perubahan dalam berkegiatan sosial-budaya ekonomi, sosial, dan
kelembagaan terutama di perkotaan. Terciptakah bentuk konektivitas baru antar
manusia yang tidak lagi terbatas oleh kehadiran fisik dan letak geografis.
Muncullah fenomena komunitas yang semakin umum dikenal sebagai komunitas
jejaring.
Kemudahan
mengunduh aplikasi di internet mempermudah penggunanya untuk membentuk
komunitas online berdasarkan kesamaan kepentingan dan ketertarikan.
Komunitas online adalah kumpulan orang (masyarakat) yang melakukan
kegiatan dalam bentuk pertukaran informasi dan pengetahuan dengan bantuan
Information and Communications Technology (ICT). Komunitas online dapat
dibentuk dengan hanya beberapa orang atau anggota yang terbatas. Beberapa
contoh komunitas online misalnya komunitas alumni atau hobi. Komunitas
ini menjadi contoh bahwa konektivitas tidak terbatas oleh pertemuan secara
fisik, bisa juga melalui dunia maya. Ini adalah fenomena menarik untuk dikaji
karena jenisnya beragam, walaupun pada kenyataannya, kegiatan ini masih
memerlukan pertemuan fisik secara real time dan ruang. Keberadaan
komunitas online ada yang bertahan lama atau hanya sementara. Minat yang
mendorong pembentukan komunitas online adalah representasi dari
aktualisasi diri manusia yang tidak cukup dengan memenuhi kebutuhan primer dan
sekunder di dunia nyata (Maslow dalam Williams, 1995). Kecenderungan terhadap
penggunaan facebook, twitter, path, mailing list, whatsapp, dan
lainnya memperlihatkan bahwa anggota kelompok online tidak tunggal,
namun bisa terdiri dari berbagai macam latar belakang.
Beberapa
komunitas online yang akan dibahas selanjutnya adalah
komunitas-komunitas yang menggunakan teknologi media sosial untuk berkomunikasi
dan berinteraksi, kemudian melakukan pertemuan secara langsung untuk
menciptakan ruang publik kreatif yang baru \untuk menciptakan kota yang lebih
nyaman dan layak huni.
1.2 Batasan Masalah
Bagaiman Merancang dan memelihara sebuah
komunitas online dalam dunia sosial media.
1.3 Manfaat
Dengan adanya Perancangan dan Pemeliharaan
Komunitas Online dapat memudahkan segala arah dan tujuan yang akan dicapai.
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian perancangan
Perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan yang
berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi
tercapainya tujuan yang diharapkan atau yang dikehendaki.
2.2 Pengertian pemeliharaan komunitas
maintenance
atau pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang
dengan tujuan agar komunitas selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan
awalnya. Maintenance juga dilakukan untuk menjaga komunitas tetap berada dalam
kondisi yang dapat diterima oleh masyarakat.
2.3 Pengertian komunitas online
Komunitas online adalah sebuah tempat dimana sekelompok orang berkumpul
untuk berbagi sence of community sebagaimana orang-orang yang tidak saling
mengenal memiliki kesamaan ketertarikan minat, didalam sebuah situs internet
yang menawarkan beberapa layanan online, meliputi beberapa akses kepada
lingkungan sosial, layanankomunitas, informasi resmi, dan layanan e-commerce
kepada penghuninya.
2.4 Karakteristik Perancangan dan pemeliharaan Komunitas Online
Sebelum
membahas mengenai Perancangan dan pemeliharaan Komunitas Online, ada baiknya
kita harus memahami apa saja karakteristik mendasar dari komunitas online.
Suatu
komonitas online dikatakan baik jika memiliki karakteristik sbb :
1. Sifat
yang relatif bebas
Media & komunitas online cenderung
bersifat bebas. Bebas dalam artian yang amat luas. Bebas kepemilikan, bebas
sekat-sekat sosial umum, bebas kepemilikan, bebas dari interfensi otoritas
sosial/agama/pemerintah dan sejenisnya, bebas pengguna dan bebas hambatan
jarak, ruang dan waktu.
·
Bebas Kepemilikan
Media dan komunitas online
memang dibuat oleh suatu pihak (personal/institusi) namun, begitu informasi ada
di dunia maya maka informasi tersebut akan menjadi konsumsi publik yang berarti
akan bisa direproduksi dan direvisi sesuai kepentingan publik tersebut. Maka
jangan heran jika muncul manipulasi informasi.
·
Bebas sekat sosial
Media
dan komunitas tidak mengenal sekat-sekat sosial layaknya media/komunitas di
dunia nyata (offline). Tidak ada atasan atau bawahan. Tidak ada pemilik
informasi langgeng dan penerima informasi langgeng. Semuanya saling bertukaran,
semuanya saling memberi dan menerima informasi hingga level tertentu. Tidak ada
pembedaan antar pengguna internet dikarenakan status sosialnya di dunia nyata,
dikarenakan potensi anonimitas internet itu sendiri.
·
Bebas interfensi
Hingga
titik tertentu, semua media atau komunitas internet bebas interfensi pihak
luar. Kecuali adanya pelanggaran hukum (umumnya bersifat regional), maka
informasi yang beredar di dunia maya adalah bebas dibuat, dimanipulasi dan
diakses untuk disebarluaskan kembali oleh siapapun kepada siapapun.
·
Bebas jarak, ruang &
waktu
Keunggulan
utama informasi yang disebarkan melalui media/komunitas online adalah tidak
adanya batasan jarak, ruang dan waktu. Artinya informasi tersebut akan bisa
menjangkau dan dijangkau oleh siapapun, di manapun, kapanpun(24/7), selama yang
bersangkutan terkoneksi dengan layanan internet. Artinya, semua pihak, terutama
korporat mempunyai kesempatan yang amat luas untuk berkampanye tentang semua
hal, terutama produk/layanannya, kepada khalayak yang amat luas, tanpa dibatasi
jarak, jam tayang, format informasi, batasan usia publik, waktu dan sebagainya
jika mau dan mampu menggunakan media dan komunitas online.
2. Anonim
Anonim adalah suatu sifat yang merujuk pada
ketidakjelasan /ketidakpastian identitas seserang / suatu pihak. Di dunia
online, identitas menjadi sesuatu yang bebas cipta dan bebas guna. Artinya,
siapa saja bisa menjadi apa saja yang diinginkannya. Tak ada kewajiban,
layaknya di dunia nyata, untuk menunjukkan/menggunakan identitas asli saat
menggunakan layanan internet. Artinya, informasi apapun yang dibuat,
dimanipulasi, disebarluaskan dan direproduksi lewat berbagai media online bisa
ditampilkan oleh siapapun.
Di satu sisi kondisi ini mewujud pada
berbagai hal negatif, seperti black campaign baik terhadap personal maupun
institusi. Berapa banyak informasi yang menjelek-jelekkan seseorang atau suatu
perusahaan beredar di dunia maya. Dan umumnya, pihak-pihak yang dirugikan
tersebut tak berdaya karena tak bisa menuntut siapa pelakunya, karena sifat
anonim tersebut.
Di sisi lain, sifat anonim ini adalah
suatu potensi juga bagi korporat yang mampu memanfaatkannya secara optimal.
Bayangkan tentang penggalangan opini. Korporat bisa menyebarkan informasi,
mengkampanyekan suatu issue dengan menggalang ”massa” yang terlihat besar di
dunia maya tanpa musti memiliki pendukung nyata sebanyak massa tersebut.
Satu orang bisa mempunyai sebanyak apapun
identitas di dunia maya, yang jika digunakan untuk menggalang opini publik di
dunia maya, yang akhirnya diharapkan berimbas ke dunia nyata, pasti amat besar
nilainya bari korporat bersangkutan. Ingat kasus dukungan terhadap Prita
Mulyasari atau Barrack Obama yang muncul, tumbuh dan membesar awalnya di dunia
maya, sehingga akhirnya mewujud sebagai penggalangan opini publik di dunia
nyata.
3. Aksesibilitas
Tinggi
Media dan komunitas online mempunyai
aksesibilitas tinggi, bahkan bisa dibilang tertinggi dari bentuk
media/komunitas apapun di dunia nyata. Siapapun Anda, dimanapun berada,
kapanpun mau, Anda bisa mengakses informasi yang ada di media atau komunitas
apapun di dunia maya.
Tingkat aksesibilitas macam ini pulalah
yang memungkinkan hilangnya sekat-sekat jarak, ruang dan waktu yang menjadikan
publik lebih berdaya dalam menilai suatu hal. Tak ada lagi yang namanya suatu
pihak menguasai informasi dan mendikte publik akan apa yang benar dan salah.
Karena publik punya alternatif informasi yang lain yang bisa diaksesnya melalui
media atau komunitas online.
Ini pulalah yang menjelaskan kenapa
press release atau informasi apapun yang dikeluarkan perusahaan relatif kurang
”dipercaya” oleh publik. Ini pula yang menjelaskan kenapa, meski
perusahaan-perusahaan besar yang telah mempunyai jaringan ke media-media
tradisional besar tetap perlu menggarap media online, dari yang paling dasar
dengan mempunyai corporate website, hingga corporate & employee/CEO blog,
hingga yang terkini merambah online social networking. Semua ini dikarenakan
aksesibilitas tinggi mewujud pada cairnya informasi yang ada.
4. Informasi
Bersifat Cair
Cairnya informasi sebagai hasil
aksesibilitas tinggi menjadikan korporasi tidak bisa hanya menyampaikan suatu
informasi ke publik dan berharap hanya informasi itu saja yang akan beredar,
khususnya di dunia maya. Informasi
apapun akan dicerna publik, untuk kemudia dimanipulasi dan direproduksi sesuatu
dengan pemahaman dan pengalaman personal individu-individu pelakunya.
Di dunia maya seringkali reproduksi
informasi ini sifatnya lebih keras dan menohok dari yang ada di dunia nyata.
Karenanya, jika suatu korporasi setelah mengeluarkan informasi ke publik,
terutama di dunia maya, tidak melakukan pemantauan dan pembelaan diri, maka
bersiap-siaplah untuk menjadi bulan-bulanan.
5. Komunitas
Patron-Klien Yang Kuat
Sifat yang mungkin terdengar tidak masuk
akan dari media/komunitas online dengan semua keterbukaan dan kebebasan yang
diusungnya adalah patron-klien yang kuat.
Patron-klien menjelaskan suatu kondisi
di mana sebagai besar massa (publik) adalah pihak yang relatif pasif dan
cenderung mempercayai dan menuruti opini dari mereka yang dianggap mempunyai
otoritas akan suatu hal di dunia maya. Hal ini nampak nyata di berbagai
komunitas online, seperti online forum, milist dan blog. Lihat dari begitu
banyak pengakses internet, pengguna forum, anggota milist atau pemilik dan
pengakses blog, hanya sedikit diantaranya yang aktif melakukan posting,
menyuarakan opini baru, mengajak publik mengkritisi suatu fenomena dan
sejenisnya.
Mereka lah yang kita sebut sebagai para
patron. Sedangkan publik di komunitas tersebut yang mendengarkan, mengamini dan
akhirnya mengikutinya kita sebut klien. Dan percayalah, jumlah para klien ini
teramat banyak. Dan mereka loyal terhadap patron-nya.
Melihat kondisi macam ini, korporasi
yang ingin membangun image positif, ingin menghindari atau mereduksi efek black
campaig, ingin membentuk opini tertentu di benak publik dunia maya, musti
berkompromi dengan para patron ini.
2.5 Langkah untuk membangun dan memelihara komunitas
online
1. Attact : Langkah pertama
dalam proses ini adalah untuk menarik pengunjung dan mendorong mereka untuk
bergabung dengan komunitas virtual.
2. Promote : Setelah anggota telah terdaftar,
langkah berikutnya adalah untuk mendorong mereka untuk berpartisipasi. Semakin
sering anggota berpartisifasi, komunitas dapat semakin mudah menarik anggota
baru, mempercepat pertumbuhannya.
3. Build : Dengan bertukar pikiran dan
informasi melalui forum diskusi, anggota membangun loyalitas kepada komunitas.
Informasi yang tersedia dari komunitas menjadi faktor utama yang mempengaruhi
dalam banyak keputusan mereka termasuk keputusan pembelian.
4. Capture : Ketika
komunitas telah mencapai tahapan kritis dalam hal jumlah dan agregasi konten,
Anda dapat menawarkan ruang untuk iklan.
2.6 Perancangan dan
Pemeliharaan komunitas online
Dalam perancangan dan pemeliharaan komunitas online ada beberapa poin
penting yang harus di ketahui yaitu:
1. Perencanaan
Strategis
Perencanaan Strategis adalah serangkaian
kegiatan yang bertujuan untuk pendapatkan kejelasan arah dan tujuan suatu
komunitas. Dalam perencanaan tersebut dilakukan analisis masalah, identifikasi
potensi pemecahan masalah, dan menyusun program dan kegiatan untuk mencapai
tujuan Dalam proses perencanaan strategis ditentukan arah, tujuan, nilai-nilai
dan keadaan komunitas, serta mengembangkan pedekatan pelaksanaan kegiatan untuk
mencapai target yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Manfaat
Rencana Strategis: Jika sangat sulit mengambil keputusan dengan orang,
kelompok, atau komunitas yang memiliki perbedaan visi terhadap masa depan.
Namun melalui perencanaan strategis hal ini dapat diselesaikan secara
partisipatif, terbuka dan komunikasi efektif, walaupun perencanaan strategis
memerlukan pendekatan jangka panjang, tetapi juga menggunakan metode untuk
menentukan kemajuan, akses, validitas informasi dan mempertahankan fleksibilitas
rencana.
2. Visi
Visi merupakan suatu pemikiran atau
pandangan kedepan, tentang apa, kemana dan bagaimana mencapai suatu keadaan
masyarakat yang damai dan sejahtera di masa depan. Visi adalah rumusan umum
mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode program, untuk mewujudkan
sasaran yang mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Visi merupakan
dorongan dan gambaran mental masyarakat dalam mementukan langkah terhadap masa
depannya.
3. Misi
Dalam misi dinyatakan tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai dalam kurung waktu tertentu melalui pertimbangan strategi
yang telah ditentukan. Misi disusun untuk mencapai visi dengan cara
memperhatikan kondisi umum komunitas, tata ruang, pemangku kepentingan yang
terlibat dalam konflik, sejarah, nilai-nilai dan arah pembangunan daerah
(misalnya RPJP atau RJPM). Misi mencerminkan upaya sistematis menjalankan
fungsi dan peran masyarakat dalam membangun perubahan dan perdamaian secara
berkelanjutan Tujuan dan Sasaran.
4. Tujuan
Tujuan (goals) adalah suatu perubahan perilaku
atau hasil yang dicapai pada jangka waktu periode perencanaan. Pada umumnya
penetapan tujuan didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang
dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak selalu harus dinyatakan
dalam bentuk kuantitatif, tetapi harus menunjukkan suatu kondisi atau keadaan
spesifik yang hendak dicapai. Tujuan lebih bersifat operasional serta dapat
ditentukan indikator dan alat ukurnya. Tujuan akan mengarahkan perumusan
sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam mewujudkan misi. Tujuan harus
dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator kinerja. Sasaran
harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan atau kegiatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran memberikan fokus dalam
penyusunan kegiatan secara spesifik, rinci, terukur dan realistis untuk
dicapai.
5. Kebijakan:
Kebijakan adalah ketentuan yang telah
disepekati dan ditetapkan oleh yang berwenang sebagai pedoman, pegangan atau
petunjuk bagi setiap pemangku kepentingan baik aparatur pemerintah, swasta,
LSM, kelompok perempuan ataupun masyarakat agar tercapai, berjalan dengan
lancar dan terpadu dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi.
6. Strategi
Strategi adalah cara, metode,
pendekatan, tata aturan atau pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran secara
efektif dan efisien. Strategi dibutuhkan untuk memperjelas arah dan tujuan
pencapaian program atau implementasinya. Strategi merupakan alat penghubung
antara visi, misi, tujuan, sasaran dan arah kebijakan pembangunan (peace
building) dengan realita dalam masyarakat.
7. Program dan
Kegiatan
Program adalah penjabaran atau realisasi
dari kebijakan berupa kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa komunitas baik pemerintah maupun
non-pemerintah, kerjasama dengan pemangku kepentingan atau partisipasi
masyarakat yang bertujuan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Program diartikan sebagai suatu rencana kegiatan dari suatu
organisasi atau komunitas yang terarah, terpadu, sistematis dan disusun dalam
rentang waktu yang telah ditentukan. Program akan menjadi pegangan bagi
pemangku kepentingan dalam menjalankan roda kelembagaan dan sebagai saranauntuk
mewujudkan cita-cita atau tujuan komunitas.
8. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
perencanaan strategis. Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui
tingkat pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan
hasil yang dicapai berdasarkan kebijakan yang dilaksanakan melalui program atau
kegiatan yang telah ditetapkan. Evaluasi dilakukan untuk melakukan penilaian
dalam rangka pengambilan keputusan suatu program melalui penetapan indikator
kerja.
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Dalam melakukan perancangan dan pemeliharan
komunitas online kita dapat memperhatikan bahwa tanpa adanya karakteristik dan
langkah-langkah untuk membangun perancangan komumitas online, maka sebuah
komunitas tidak akan tercapai arah dan tujuannya tanpa adanya hal-hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://arisinta07.blogspot.co.id/2015/11/aplikasi-sosial-media-karakteristik.html
di akses tanggal 01 oct 2016
http://yobitakagi.blogspot.co.id/2014/12/perancangan-komunitas-sosial-media.html
di akses tanggal 01 oct 2016
http://www.4shared.com/file/_FKWJSJ6ba/Perancangan_dan_pemeliharaan_K.html
di akses tanggal 03 oct 2016
http://tugasuaskelompok8.blogspot.co.id/2014/12/perancangan-dan-pemeliharaan-komunitas.html
di akses tanggal 04 oct 2016